18 Oktober 2011

MENIRAN OBAT SAKIT LEVER / LIVER

Homo proponit, sed deus disponit, manusia merencanakan Tuhan yang menentukan. Rencananya, Endah menyampaikan sambutan pada acara penutupan pameran internasional anggrek tropis di Ancol, Jakarta Utara. Malang 5 jam sebelumnya, ia kejang-kejang disertai keringat dingin. Diagnosis dokter Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Endah mengalami sirosis atau gangguan lever kronis. Rebusan meniran telah menyembuhkannya dari penyakit liver atau lever kronis tersebut.


Dua bulan sebelum pameran, bulan Juni beberapa tahun yang lalu, ia sangat sibuk. Saking sibuknya, ibu 5 anak ini sering pulang setelah dini hari. Belum lagi ia banyak berkeliling Indonesia sehubungan dengan acara tersebut, ia 'merayu' para penggemar anggrek untuk mau berpartisipasi pada pameran internasional anggrek pertama di tanah air.


Puncak kesibukannya saat rumah tangga kepresidenan memintanya untuk mengatur tata letak pameran diubah. Padahal panggung dan paviliun pameran sudah selesai dan ditata secara rapi. "Alasannya agar tidak pengap. Terpaksa kami harus membongkar lagi," ujar penganggrek kawakan ini. Maklum pameran ini akan dibuka oleh ibu presiden. Selain itu puluhan anjungan provinsi harus dipindahkan. Agar jalan masuk dan keluar ibu presiden, bisa melalui pintu yang berbeda.


Permintaan itu 2 hari sebelum ekshibisi dimulai. Wajar bila alumnus Fakultas Farmasi Institut Teknologi Bandung ini agak kerepotan. Sudah begitu, Endah kerap telat makan. "Jadi asupan energi tidak sebanding dengan kalori yang dikeluarkan," katanya. Akibatnya levernya terganggu.


Bahan Kimia


Sejatinya sering telat makan bukan hanya ketika ia menjadi ketua pameran anggrek. Sudah sejak lama, Endah terbiasa jarang makan lantaran gila kerja. Bayangkan, sehari-hari ia bekerja di sebuah perusahaan kontraktor di Jakarta Barat. Seharian hingga petang menjelang, ia menggeluti kesibukan kantornya. Lalu setelah tiba di rumah di Cideng, Jakarta Pusat, ia kembali menekuni pekerjaan lain.


Saat itu Endah sedang dimabuk anggrek cattleya, dendrobium, dan phalaenopsis. Hingga dinihari ia asyik memperbanyak anggrek-anggrek itu di laboratorium mininya. Itu sudah berlangsung bertahun-tahun. "Saya paling hanya tidur 2 sampai 3 jam semalam," katanya. Celakanya saat menimbang bahan-bahan kimia sebagai media pembiakan, masker tak pernah digunakan. Bukan tidak tahu ancaman bahan kimia seperti mangan sulfat, kalsium fosfat, atau trikalsium fosfat. Endah cuma abai.


Sulung 4 saudara ini selalu memanfaatkan formalin cair untuk sterilisasi encase. Uap formalin cair itu diduga sering terhirup oleh Endah ketika bekerja. Akumulasi bahan kimia, gila kerja, dan jarang makan itulah yang memicu rusaknya lever Endah. Lever atau hati adalah organ yang sangat penting dalam proses metabolisme, pencernaan, pengaturan keseimbangan hormon, dan mengolah bahan toksik yang masuk ke dalam tubuh. Selain karena bahan kimia seperti yang dialami Endah, gangguan lever juga dapat dipicu karena cendawan Aspergilus flavus dan cendawan pada oncom.


Ciri sirosis adalah munculnya jaringan parut dan kerusakan sel-sel hati. Akibatnya sirkulasi darah dan saluran empedu pun kacau. Aliran darah ke hati dan yang ada dalam hati tersumbat, sehingga tekanan darah di pembuluh darah balik meningkat. Mata dan kulit penderita biasanya kekuningan serta urin urine mirip air teh. Itu akibat bocornya empedu dalam sirkulasi darah di seluruh tubuh.


Meniran


Begitu ambruk dia segera dibawa ke RSCM. Selama 3 minggu, wanita kelahiran Jogjakarta itu tergolek lemah. Lima bulan dihabiskan di pembaringan tanpa daya. Sekarang ia menjadi ringkih. Segala aktifitasnya dilakukan di sini. "Seperti orang tanpa tulang," kata Endah.


Pemandangan yang disaksikan hanya itu-itu saja. Langit-langit rumah yang pucat pasi. Persis wajahnya yang tak pernah terkena terpaan sinar matahari. Bobot tubuh melorot 8 kg dari sebelumnya 53 kg. Menurut Endah, yang paling membosankan adalah makan. Dari hari ke hari bahan pangan yang dimakan cuma direbus saja.


Secercah harapan datang ketika adik Endah, dokter Az Rifki, datang berkunjung. Ia menceritakan meniran sedang diterapkan sebagai obat terapi lever di RSAD  Gatot Soebroto Jakarta. "Kelihatannya banyak yang menunjukkan hasil lumayan," kata adiknya yang saat itu bertugas di RS Jamil Padang seperti dikutip Endah.


Sembuh Total


Keesokan harinya, pramuwisma di rumah Endah merebus 50 gram meniran kering -- akar, batang, dan daunnya -- dicampur 2 liter air. Direbus hingga mendidih dan tersisa 1 liter. Setelah air rebusan dingin dan disaring, Endah meminumnya sehari 2 kali setelah makan masing-masing sebanyak 1 gelas. Meniran yang sudah direbus langsung dibuang. 


Dua pekan berselang, perubahan mulai dirasakannya. Badan lebih nyaman dan dia mampu ke kamar mandi sendiri. Atas anjuran adiknya kemudian konsumsi rebusan meniran dihentikan. Ketika memeriksakan diri ke laboratorium. "Ternyata hasilnya sangat mengejutkan. Perbaikannya sangat mencolok," kata Endah. 


Setelah jeda sepekan, wanita yang sudah punya cucu ini, kembali rutin meminum ramuan meniran dengan takaran yang sama atas saran adiknya. Setelah dua minggu dites lab lagi, hasilnya semakin membaik. 


"Ibu minum apa?" kata seorang dokter RSCM heran, mengetahui perkembangan yang menggembirakan pada diri Endah. Karena masih merasa perlu meningkatkan kesehatannya, Endah melanjutkan lagi konsumsi meniran setelah jeda yang kedua selama seminggu. Lalu dua minggu kemudian ia dinyatakan sembuh total dari penyakit lever. 


"Tenaganya seperti orang yang tak pernah kena sakit parah," ujar seorang pekebun anggrek di Ragunan, Jakarta Selatan. Di halaman rumah yang luas, kini Endah tetap dapat melayani hobiis anggrek yang berkunjung. (Trubus)


Anda butuh kapsul herbal meniran atau obat herbal yang lain ? Klik di sini

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...