24 Oktober 2011

TANAMAN OBAT PEMECAH BATU GINJAL

"Ting." Suara batu seukuran gabah membentur kloset. Batu berwarna coklat terang keluar ketika Lorenzo Romero Banning berkemih. Konsultan pertambangan di Cinere, Kotamadya Depok, Jawa Barat, itu memang mengidap batu ginjal. Ia hafal betul, tubuhnya merinding tiap kali ia mengeluarkan batu. 


Terakhir kali 2 batu ginjal keluar pada 31 Oktober 2007 masing-masing pada pukul 17:10 dan 18:10. Kejadian itu terus terulang sejak tahun 1979, setahun setelah mantan mekanik di sebuah perusahaan penerbangan Australia itu divonis menderita penyakit batu ginjal. Sebuah batu ginjal seukuran biji rambutan bersarang di ginjal kiri. Sedangkan batu ginjal yang menyumbat saluran kemih lebih kecil ukurannya. 


Banning merasakan gejala batu ginjal sejak tahun 1970. Ketika itu ia pingsan di sebuah kamar hotel di Surabaya karena menahan sakit di pinggang. Sejak kejadian itu, kemana pun menyetir mobil ia harus mengganjal bagian pinggangnya dengan botol berisi air panas. Itu untuk mengurangi rasa sakit. Bahkan ayah 3 anak ini harus menempelkan lap yang disiram air mendidih di bagian pinggangnya. Sayangnya tindakan ini tidak menyelesaikan masalah.


Menurut dokter Ahmad Bi Utomo, SpBU, batu ginjal yang seperti dialami Banning akibat kelebihan garam dalam aliran darahnya. Kemudian garam mengkristal menjadi seperti batu. Dokter spesialis bedah urologi itu mengatakan gangguan metabolisme tubuh akibat menumpuknya kadar zat tertentu juga sebagai pemicu batu ginjal. Penyebab lainnya adalah serangan bakteri dan kelainan saluran pencernaan. 


Demi mencegah batu ginjal, Ahmad Bi Utomo menyarankan untuk melakukan pola hidup yang seimbang. Contoh mengkonsumsi minimal 2 liter air putih setiap hari. Konsumsilah makanan berserat dan buah yang bersifat diuretik, seperti pepaya, semangka apel, wortel. Penderita batu ginjal sebaiknya menghindari sawi Brassica juncea. Sayuran daun itu mengandung oksalat, pemicu endapan di ginjal.


Herbal


Tak tahan dengan derita itu, Banning pergi berobat ke dokter. Pilihannya hanya satu: operasi. Pria yang kini berusia 73 itu menolak. Ia lebih memilih pengobatan herbal yang disarankan kemenakannya. Dokter sekaligus herbalis yang dikunjunginya meresepkan masing-masing  10 gr daun kumis kucing kering, meniran, kejibeling, temulawak. Bahan lain adalah pegagan, rimpang kunyit, dan daun sambiloto masing-masing 5 gr kering.


Pria yang fasih berbahasa Inggris, Vietnam, dan Spanyol itu mencuci bersih dan merebus semua bahan ke dalam 5 gelas air. Setelah mendidih dan air tersisa 3 gelas, ia mendinginkannya. Kemudian Banning menyaring rebusan itu dan meminumnya 3 kali sehari masing-masing sebanyak 1 gelas. "Saya baru pertama kali minum jamu. Bahkan, sebelumnya tidak kenal jamu," ujar pria kelahiran Manila 3 Mei 1935 itu.



Meski pahit, Banning disiplin meminum rebusan itu lantaran ingin sembuh. Beberapa hari kemudian ia merasakan tubuhnya lebih lega dan lebih segar. Dua bulan kemudian ia terkejut ketika kencing. Di ujung berurine terdengar suara "ting". Sumber suara itu adalah batu seukuran biji kedelai. Itulah batu yang pertama kali keluar 29 September 1979. 


Setiap tahun batu-batu itu keluar. Pada 1980 sebuah batu kembali keluar. Terakhir kali batu itu keluar pada Oktober 2007. Ia mendokumentasikan batu-batu yang keluar dari tubuhnya. Bagaimana duduk perkara keluarnya batu ginjal ? Menurut dokter Johnny Sidhajatra, dokter dan herbalis di Tangerang, Banten, kumis kucing, meniran, dan keji beling lazim untuk mengatasi batu ginjal. 


Ramuan itu menggempur batu ginjal secara perlahan. "Persis orang yang makan permen, lama-lama mengecil," kata dokter Johnny. Sedangkan ramuan temulawak, pegagan, dan kunyit membantu dan memperkuat saluran pencernaan. Adapun sambiloto sebagai antiinfeksi dan antiradang.


Ahmad Bi Utomo mengatakan herbal seperti keji beling berfungsi diuretik atau sebagai peluruh urine / kencing. Pengeluaran urine jadi banyak sehingga membantu mengeluarkan batu ginjal.


Terbukti


Ampuhnya kumis kucing Orthosiphon aristatus terbukti meluruhkan batu kandung kemih. Sebanyak 40% pasien total 23 orang, mengecil ukuran batu kandung kemihnya hingga 0,5 cm setelah rutin mengkonsumsi kumis kucing. Itu dibuktikan oleh Muangmun, periset Mahidol University Bangkok, Thailand. Tumbuhan anggota famili Labiatae itu mengandung orthosiphon glikosida, saponin, sapofonin, garam kalium, myoinositol.


Kadar sinensetin dalam daun kumis kucing yang tertinggi terdapat pada daun yang tua dan berbunga (0,365%) sedang yang terendah terdapat pada daun muda yang berbunga (0,095%). Zat-zat itulah yang bertanggungjawab sebagai antiinflamasi, diuretik, dan penggelontor endapan pada ginjal.


Agus Tri Cahyo dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, membandingkan khasiat kumis kucing dan daun tempuyung sebagai peluruh batu ginjal. Pada kadar infus 5%, 7,5%, dan 10% kadar kalsium batu ginjal terlarut dalam infus daun kumis kucing ternyata lebih baik dibanding daun tempuyung. Namun ketika kadar infus diturunkan menjadi 0,5% 1%, dan 2% hasil yang didapat ternyata lebih baik daun tempuyung. Bahan lain adalah daun keji beling Sericocalyx crispus.


Anggota famili Acanthaceae itu mengandung alkaloida, saponin, flavonoid dan polifenol. Uji praklinis membuktikan ekstrak daun keji beling berdosis 16,5 mg/kg bobot tubuh dapat mencegah pembentukan batu kandung kemih. Lalu meniran ? Tumbuhan ini mengandung filatin hipofilatin, kalium,dan tanin. Dengan kombinasi seperti itulah penderitaan Banning akibat batu ginjal dapat diatasi (Trubus).


Anda butuh kapsul kumis kucing, kapsul keji beling, kapsul tempuyung, kapsul meniran, atau obat herbal lainnya ? Klik di sini.




  

Tidak ada komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...